Selasa, 05 Juni 2012

KENALI NEGERIMU, CINTAI NEGERIMU


Tak Hanya Uji Mental, Wisatawan juga

Disuguhi Hidangan Tradisional
Tuesday, 05 June 2012 09:25
Mengarungi sungai hanya dengan sebuah ban. Mungkin menjadi salah satu wisata yang menantang dan memicu adrenalin. Tak hanya itu saja, kita juga ditantang bisa mengontrol ban yang dinaiki agar tak terjerembab. Itulah yang ditawarkan dalam paket wisata water tubing Sobo n’Deso, Sobo Kali di Dusun Gadingsari, Mangunsari, Sawangan, Kabupaten Magelang.

Indar Yuliyati, Mungkid

Wahana water tubing itu dibangun atas dasar semangat warga bangkit pascaerupsi Merapi 2010 lalu. Kala itu, hampir satu bulan desa tersebut tak dialiri listrik. Kondisi lingkungan juga cukup parah. Pohon-pohon bambu rebah di tanah tidak kuat menahan beratnya abu Merapi. Atas dasar itu, warga kemudian bangkit membangun desa mereka.
Sebenarnya, water tubing bukan merupakan sebuah wahana wisata yang baru. Olahraga ini juga dikenal sebagai donat challenge yang sudah lama dikenal sebagai olahraga air yang menantang.
Bagaimana tidak, dengan bekal sebuah ban dalam mobil, yang ukurannya tentu saja juga besar, digunakan untuk mengarungi sungai.
Ketua Tim Sobo n’deso sobo kali Nanang Setyawan mengatakan ide pembuatan water tubing ini berasal dari salah seorang tim SAR asal Semarang, Sapto.
Saat itu, dirinya banyak berbagi cerita hingga kemudian muncul ide membuat wahana seperti itu.
”Saat itu Pak Sapto, yang juga guru olahraga di SMA 5 Semarang bilang akan bawa 20 anak untuk main di sini (water tubing), padahal kita belum persiapan, beliaunya bilang siap nggak siap harus siap,” kenang Nanang.
Karena itu bersama dengan pemuda desa lainnya, tergugah menyiapkan wahana water tubing. Mulai dari penyisiran sungai, peralatan dan juga persiapan lainnya.
Dikatakan pembuatan water tubing berorientasi pada alam dan program-program menjaga lingkungan. Awal adanya water tubing pun, lanjut Nanang, menggunakan gedebok atau pelepah pisang.
”Lama-kelamaan kita juga berpikir, kalau pakai gedebok pisang lama-lama pasti akan habis. Karena itu akhirnya beralih menggunakan ban dalam. Itupun belum pakai las seperti sekarang ini,” terangnya.
Penggunaan ban bekas dan las dilakukan sejak 9 Januari 2011 lalu. Untuk wisata ini, tim Sobo n’deso sobo kali memberikan pilihan rute tempuh. Ada yang berjarak 2,5 Km dan ada pula yang berjarak 3,5 Km.
Petualangan Sobo n’deso sobo kali ini melintasi Sungai Dadar. Di sini rute pertama yang dilintasi adalah dam setinggi lebih dari empat meter. Lumayan tinggi untuk menjajal keberanian. Tak jarang banyak yang terjatuh di pos satu ini. Namun tidak lantas kapok. Karena masih banyak pos yang menunggu di depan. Memang, untuk arus sungainya pun juga terbilang berbeda. Karena, arus untuk wahana ini lebih ekstrem, dengan bebatuan yang lumayan besar dan rapat. Tentu saja hal ini memberi tantangan tersendiri. Karena harus pintar-pintar mencari arus.
Kalau tidak pasti tersangkut dan menunggu bantuan agar bisa lolos. Selain itu, para penunggang ban pun harus berhati-hati saat menikmati wahana satu ini. Karena bisa-bisa terhantam oleh batau-batu yang cukup besar di sekitar sungai. Meski demikian ada pula rute dengan air yang tenang.
Salah satu peserta water tubing dari Magelang, Godha S Sasongko mengatakan sangat menikmati wahana wisata ini. Bahkan dirinya akan datang lagi karena memang wisata tersebut sangat menarik dan juga menantang. Terlebih lagi dengan kondisi air yang jernih.
Sekretaris Sobo n’Deso Sobo Kali Dian Feri Agus Setyono menambahkan, untuk tiap-tiap pos diberi kru pemandu. Selain sebagai penunjuk arah, juga sebagai penjaga. Karena ada pos-pos yang berarus kuat. Dengan demikian, harus ada penjagaan ekstra.
Selain disuguhi dengan wahana yang ekstrem, di sekeliling sungai bisa menikmati pemandangan yang luar biasa. Seperti tebing yang tinggi di beberapa bagian samping sungai serta terowongan dari pohon bambu sisa erupsi Merapi.
Setelah sampai di finish, para wisatawan disuguhi dengan jajanan tradisional khas desa setempat. Yakni, sego megono ditambah dengan pelangkap berupa tempe goreng dan krupuk. Juga ada suguhan susu kedelai.
”Kita memang mengarahkan pada edukasi dan pariwisata dengan mengandalkan kearifan lokal khas desa kami,” terang Feri.
Bahkan, lanjut dia, untuk sobo n’deso, wisatawan bisa mengikuti fun games, seperti lomba menangkap ikan, naik kerbau atau menanam padi.
Dikatakan setiap kegiatan yang diikuti memiliki filosofi. Untuklomba menangkap ikan misalnya, memiliki filosofi untuk berusaha dan bekerja keras. (*/kus)


http://www.radarjogja.co.id/berita/utama/25115-tak-hanya-uji-mental-wisatawan-juga-disuguhi-hidangan-tradisional.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar